Thursday, July 23, 2020

Geliat Kebangkitan Islam di Neraka Kamboja

Kamboja 



Kamboja merupakan salah satu Negara yang berada di dalam daerah teritorial Asia Tenggara. Secara Astronomis, Kerajaan Kamboja berada diantara 10⁰LU – 14⁰LU dan 102⁰BT – 108⁰BT. Kamboja berada di selatan Indocina yang berbatasan langsung dengan Thailand sebelah barat dan utara dan Vietnam di tenggara dan timur.

Kamboja pernah menjadi daerah jajahan dari Negara prancis dan merdeka pada tanggal 9 November 1953. Dengan bentuk pemerintahan monarchi konstutusional (kerajaan) dan kepala Negara seorang Raja yaitu Raja Norodom Sihamoni yang menjabat sejak 29 Oktober 2004. Sedangkan kepala pemerintahannya adalah Perdana Menteri yang dijabat oleh Hun Sen sejak 14 Januari 1985. Kerajaan Kamboja ini merupakan penerus dari Kekaisaran Khmer yang pernah menguasai wilayah semenanjung Indochina pada abad 11 hingga abad 14. Ibukota Kamboja adalah PhnomPenh.

Kamboja memiliki luas wilayah sebesar 181,035 km2 dengan jumlah penduduk 16.245.729 jiwa (sensus tahun 2018). Penduduk Kamboja terdiri atas beberapa etnis.

Mayoritas dari masyarakat Kamboja atau 97,6% dari keseluruhan penduduk Kamboja adalah mayarakat dengan etnis Khmer yang merupakan penduduk asli Kamboja, sisanya adalah etnis Cham, Vietnam, Tionghoa danl ain-lain.

Agama yang dianut oleh masyarakat Kamboja mayoritas adalah Hindu, sedangkan masyarakat muslim Kamboja hanya sekitar 2% dari keseluruhan populasi Kamboja (sensus 2010). Sebagai masyarakat minoritas, kaum muslimin Kamboja cenderung dihargai dan dapat hidup berdampingan dengan masyarakat lain. Sebagai bukti, setidaknya 12 orang muslim telah menjadi petinggi politik di Negara ini.

Masuknya Islam ke Kamboja

Berbeda dengan Negara-Negara Asia Tenggara lain yang mayoritas masuk lewat jalur perdagangan, sejarah muslim Kamboja dimulai pada abad ke- 15 Masehi atau pada tahun 1471 masehi. Pada masa itu kaum muslimin merupakan jajaran orang penting dari kerajaan Champa. Setelah kerajaan Champa runtuh karena serangan dari kerajaan Annam di Vietnam. Mereka menjadi terdispora di Negara Vietnam, Thailand dan Kamboja. 

Di Kamboja, mereka yang terdiri dari etnis Champa dan Melayu disambut dengan baik oleh Raja Khmer. Karena kerajaan Champa diklaim memiliki hubungan yang baik dalam bidang politik dan ekonomi dengan kerajaan Kamboja, Raja memberikan beberapa posisi yang memiliki peran penting di pemerintahan dan diberikan wilayah yang mereka inginkan untuk ditinggali serta lahan untuk bekerja.

Pada abad ke-17 Raja Kmer memeluk agama Islam namun tidak banyak mengubah angka prosentase perkembangan pemeluk agama Islam di Kamboja. Pada masa ini masyarakat muslim berhasil membuat suatu peradaban. Masyarakat muslim dapat hidup berdampingan tanpa adanya persinggungan yang berarti. Masyarakat muslim Kamboja pun mendapat julukan Khmer muslim dari Raja agar umat muslim dapat berbaur dan merasa bagian dari mereka meskipun memiliki latar belakang yang berbeda.

Perkembangan masyarakat muslim tak hanya terhenti pada kegiatan ibadah. Pada awal tahun 1700 tercatat Kamboja memiliki 112 masjid dan 200 mushola. Pada masa ini perkembangan pendidikan islam juga sangat pesat, dibangun sekolah-sekolah berlandaskana Islam bahkan lembaga-lembaga penghafal al-Qur’an. Pelajar-pelajar pun dikirim ke Kelantan, Malaysia dan juga Indonesia untuk belajar agama islam dan mengembangkannya saat kembali ke Kamboja. Selain itu pemerintah juga memanggil para pengajar dari Malaysia dan Indonesia untuk mengajar madrasah-madrasah diKamboja.

Pada masa penjajahan Perancis abad ke-19 sebelum pemerintahan Khmer Merah pun tak pernah ada persinggungan yang signifikan. Pemerintahan Perancis cenderung memberi kebebasan dalam beragama dan tidak mencampur tangani kehidupan beragama di Kamboja. Sehingga masyarakat muslim di Kamboja dapat menjalankan kehidupan bermasyarkat sebagaimana masyarakat yang lain. Perancis membawa kestabilan politik pada negeri ini.

Kmer Merah, Pencipta Neraka Kamboja

Pada tahun 1975 pemerintahan digulingkan dan beralih ke tangan rezim Khmer Merah. Saat inilah kaum muslimin Kamboja mengalami penyusutan yang diakibatkan genosida paling parah pada abad 20. Saat itu kaum muslim berjumlah hanya sekitar 1% dari seluruh penduduk Kamboja.

Setelah diterapkannya ideologi komunisme yang diklaim oleh pemerintahan Khmer Merah, 70% dari popolasi muslim Kamboja tewas dibantai. Mereka dipasung di atas bara api, disalib, dipenggal bahkan dihukum dengan meneteskan air yang diatur sedemikian rupa agar dapat menembus layaknya air yang melubangi  batu karang. Masa pemerintahan  brutal  resim ini dipimpin seorang axis bernama Pol-pot ini dimulai pada 1975

Sering kali seseorang yang berjalan menggunakan kacamata, jam tangan ataupun diketahui dapat berbicara bahasa asing akan dikecam. Seluruh masyarakat terpelajar dari jurusan apapun dibantai dan para pegawai negeri dieksekusi dengan sengatan listrik. Rezim ini berhasil membantai sekitar 1,7 juta jiwa. Muslim Champa yang termasuk sasaran rezim ini dipaksa untuk makan babi. Ratusan ribu masyarakat kelas menengah yang terdidik dipenjara dan dipekerjakan secara paksa, salah satunya adalah penjara Pomp penh.

Masyarakat Kamboja saat itu sering mengalami pembunuhan, deportasi, pemerkosaan dan bahkan sering kali para remaja diminta untuk melakukan pekerjaan yang jauh di luar kemampuannya. Sebagian besar meninggal karena dibunuh atau penyakit maupun kelaparan yang merajalela serta kelelahan. Tak hanya kerja paksa untuk konstruksi dan pertanian, beberapa dari mereka bahkan dikuliti sampai meningal maupun dimasukkan ke kantong plastik kemudian dibuang entah kemana.

Tak hanya masyarakat muslim Kamboja, seluruh umat beragama di Kamboja dilarang untuk melaksanakan ibadat agamanya. Kaum agamis dan berpendidikan dibantai, bentuk pemerintahan berubah 180 derajat. Kamboja yang tadinya merupakan Negara yang aman berubah menjadi Negara yang sangat mencekam. Hal inilah yang disebut sebagai ‘revolusi Kamboja’ oleh Khmer Merah dan seluruh antek-anteknya.

Pada masa ini hampir seluruh rumah ibadat, masjid dihancurkan. Bagi seseorang yang ketahuan melaksanakani badah maka akan diseret untuk dibunuh. Rezim yang memiliki ideologi komunis ini melarang kegiatan yang berbau agama, melarang masyarakatnya untuk memasak dan makan di rumah masing-masing, mereka diharuskan untuk makan di dapur umum bersama dengan makanan yang berupa tajin encer dengan beberapa butir nasi, bahkan rezim ini membatasi kehidupan seksualitas dari masyarakatnya. Keadaan ini tak terhenti selama bertahun-tahun sampai tahun 1979. Yakni saat serangan dilancarkan oleh pasukan komunis moderat.

Kisah kekejaman dari pemerintahan Khmer Merah bahkan diangkat ke film layar lebar dengan Aktris Angelina Jolie yang mengangkat kisah kekejaman dari Khmer Merah lewat film yang disutradarainya, First They Killed My Father (2000), yang dirilis di Kamboja dan film The Missing Picture yang disutradarai oleh orang Kamboja. Film ini bahkan meraih penghargaan OSCAR.

Islam pasca pemerintahan Khmer Merah

Pemerintahan Khmer Merah berakhir setelah serangan yang dilancarkan Vietnam pada tanggal 7 januari 1979 dan membebaskan jutaan jiwa masyarakat Kamboja. Tiga pimpinan dari Khmer Merah yang salah satunya adalah Pol-pot dijautuhi hukuman penjara seumur hidup oleh Pengadilan Rakyat karena tindakan genosida terbrutal dalam sejarah dunia abad ke-20. Namun masyarakat internasional menginginkan agar ia diadili di hadapan internasional. Oleh karena itu ia diserahkan kepada Mahkamah agung di bawah naungan PBB untuk diadili. Beberapa warga Kamboja yang di antaranya adalah penduduk dari etnis Champ dipanggil untuk menjadi saksi dalam persidangan.

Banyak dari para saksi maupun korban yang merasa bahwa hukuman yang diberikan tidak sepadan dengan apa yang telah dilakukan oleh Khmer Merah yang telah membantai hampir keseluruhan dari anggota keluarga mereka. Namun, Pol-pot sendiri tidak pernah merasakan hukuman itu karena satu tahun sebelum dijatuhi hukuman ia meninggal dunia pada saat berada dalam tahanan rumahan.

Geliat perkembangan ekonomi masyarakat muslim Champa

Setelah jatuhnya pemerintahan Khmer Merah, kaum muslimin yang mayoritas tinggal di lingkungan Champa mulai menampakkan geliat kehidupan mereka meskipun dengan perkembangan yang tidak begitu signifikan. Beberapa tahun setelahnya sempat didatangi oleh al-Qaeda namun, mereka cenderung menolak ajakan maupun kedatangan al-Qaeda karena menurut mereka penampilan dari al-Qaeda mengingatkan kembali pada para pasukan Khmer Merah yang cenderung kasar.

Pada masa ini masyarakat Kamboja terutama muslim Champa masih mengalami trauma yang mendalam atas kekejaman dari pemerintahan Khmer Merah, meskipun begitu penduduk Kamboja kembali terbuka kepada dunia untuk mendapatkan bantuan berupa pendidikan umum maupun agama. Masjid-masjid mulai kembali dibangun dan pendidikan keagamaan pun kembali digelar di Negara ini. 

Dari berbagai sumber yang penulis temui, tak banyak yang membahas perihal perkembangan muslim Champa pasca runtuhnya pemerintahan Khmer Merah. Namun yang jelas diketahui adalah bahwa saat ini Kamboja menjadi salah satu destinasi wisata religi favorit yang diminati seluruh dunia yakni dengan adanya Angkor Wat, sebuah kuil yang awalnya tertutup hutan lebat terletak di Pnom Penh dan menjadi salah satu keajaiban dunia.

Kamboja saat ini tengah mengalami kemajuan ekonomi yang pesat. Menurut sensus, Kamboja termasuk salah satu Negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi paling pesat yang mencapai prosentase 14%. Merupakan salah satu prestasi besar yang diperoleh oleh Negara yang sempat mengalami pembantaian besar-besaran sebelumnya.

Selain pertumbuhan ekonomi, masyarakat muslim Kamboja juga mulai berkembang pada pendidikan, termasuk di dalamnya adalah pendidikan keagamaan (madrasah diniyyah) yakni pendidikan yang berasaskan pada pelajaran-pelajaran agama islam maupun pembangunan lembaga-lembaga penghafal al-Qur’an. 

Di sisi lain sebagai Negara agraris, masyarakat muslim Kamboja perlu meraba pada ranah ekonomi syari’ah dimana sebagai Negara yang mengalami prosentase pertumbuhan ekonomi yang pesat diperlukan sokongan berupa pembelajaran praktik ekonomi menurut syariah maupun pengajaran materi hukum bisnis syariah.

Dengan diperkenalkan dan dipelajarinya aspek-aspek hukum dalam bisnis syariah maupun aspek hukum bisnis menurut syariah dapat secara perlahan membantu masyarakatnya untuk mulai mengembangkan bisnis-bisnis dengan latar belakang syariah. Sehingga agama tidak hanya dipraktikan dalam ibadah, karena pengembangan pendidikan agama islam pada hakikatnya tidak hanya dalam bentuk pendidikan dalam hal ibadat namun juga muamalat. Sehingga masyarakat yang cenderung agraris dapat menerapkannya perlahan daram kehidupan ekonomisocial.


Sumber
https://www.sumbersejarah.com/jumlah-penduduk-Negara-Kamboja/
https://ilmupengetahuanumum.com/profil-Negara-Kamboja-cambodia/
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/17/05/23/oqdar7313-Kamboja-jamin-kebebasan-umat-islam-beribadah
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/dunia/18/12/18/pjxfh3313-sejarah-masuknya-islam-di-Kamboja
https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/news-analysis/pibrzg377/komunis-Khmer-Merah-habisi-muslim-cham-dan-etnis-Vietnam-part1

Implementasi Lisensi Wajib TRIPs Agreement dalam Produk Pharmacy di Brazil

  picture: https://www.exyip.com/2021/06/24/how-the-trips-agreement-impacts-global-intellectual-property-policies/ A.     Pendahuluan Perj...